Minggu, 18 Juni 2017

HIDUP ADALAH PROSES



Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? (Ayub 10:8)


Untuk mendapatkan hasil terbaik tentu tidak terlepas dari proses. Barang yang awalnya murah atau tidak bernilai dapat menjadi berharga dan bernilai setelah melewati proses pengerjaan yang panjang. Proses ini tentu membutuhkan waktu dan beberapa tahap tertentu sampai suatu benda menjadi sempurna.

Kesempurnaan hidup juga tidak terjadi secara instan, tetapi melalui tahap-tahap proses. Untuk menghasilkan kehidupan yang sempurna, Tuhan kerap memakai ujian hidup sebagai cara untuk membentuk hidup kita. Penghiburan bagi kita adalah bahwa pencobaan yang kita alami itu ialah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan kita. Allah itu setia, Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Dia akan memberikan jalan ke luar sehingga kita dapat menanggungnya (1 Korintus 10:13).

Sikap kita saat mengalami proses sering seperti pengalaman Ayub. Dalam titik tertentu, Ayub mulai mengeluh tentang penderitaan yang menimpanya. Ia mempertanyakan kebijakan Tuhan atas semua kemalangan yang ditanggungnya itu. Bukankah sikap seperti ini juga terjadi dalam hidup kita? Rentetan penderitaan membuat kita mempertanyakan kebijakan-Nya. Namun, Tuhan sangat mengerti penderitaan yang kita alami dan Dia pun memberi kita kekuatan untuk menangggungnya. Tuhan ingin kita memahami bahwa setiap proses diizinkan-Nya untuk menjadikan kita semakin indah di mata-Nya. Sebab itu, marilah kita mencintai proses pembentukan-Nya.—SYS

PROSES KEHIDUPAN AKAN BERJALAN DENGAN BAIK APABILA KITA MAU
MENERIMA, MENJALANI, DAN MENCINTAI SETIAP UJIAN YANG DIIZINKAN TUHAN

SUMBER:http://www.renunganharian.net/2015/64-mei/1399-mencintai-proses.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Percaya Vs mempercayakan

Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hamba...